Bappenas Perkuat Pembiayaan Alternatif Kota Berkelanjutan Melalui Diseminasi Buku Saku dan Petunjuk Teknis
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas menyelenggarakan Workshop Diseminasi Buku Saku dan Petunjuk Teknis sebagai Instrumen Pembiayaan Alternatif Kota Berkelanjutan pada Senin, 22 Desember 2025. Kegiatan yang berlangsung secara hybrid di Hotel Gran Melia, Jakarta, ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mendorong integrasi isu keanekaragaman hayati dan perubahan iklim ke dalam skema pembiayaan inovatif.
Acara ini merupakan salah satu keluaran dari program Sustainable Cities Impact Program (SCIP) yang didukung oleh dana hibah Global Environment Facility (GEF) dan Bank Dunia. Fokus utama program ini adalah pengembangan model investasi pada tingkat kota, khususnya di lima kota percontohan: Jakarta, Semarang, Palembang, Balikpapan, dan Bitung.
Dalam workshop ini, Bappenas memperkenalkan Buku Saku yang dirancang sebagai acuan strategis bagi pemerintah daerah untuk mengintegrasikan skema pembiayaan inovatif ke dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah. Terdapat sepuluh instrumen pembiayaan alternatif yang dieksplorasi dalam panduan tersebut, antara lain:
- KPDBU
Kerjasama antara pemerintah daerah dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur. - Asset Recycling
Pemanfaatan aset infrastruktur yang sudah ada untuk mendanai proyek baru melalui pengalihan hak pengelolaan. - Carbon Financing
Mekanisme berbasis pasar untuk memonetisasi pengurangan emisi gas rumah kaca. - Obligasi Daerah
Penerbitan surat berharga oleh pemerintah daerah untuk membiayai investasi sektor publik yang menghasilkan penerimaan. - Instrumen Lainnya
Termasuk wakaf produktif, pinjaman daerah melalui SMV (PT SMI), Land Value Capture (LVC), hingga kompensasi pelampauan Koefisien Lantai Bangunan (KLB).
Direktur Strategi Pembiayaan dan Investasi Pembangunan Bappenas menjelaskan bahwa kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas pemerintah pusat dan daerah dalam memahami karakteristik, manfaat, serta tantangan implementasi dari setiap skema yang ada.
"Buku saku ini diharapkan dapat membantu daerah mengeksplorasi sumber pendanaan di luar APBD konvensional guna mendukung pembangunan perkotaan yang terintegrasi dan berkelanjutan," sebagaimana tertuang dalam kerangka acuan kegiatan tersebut.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, mitra pembangunan dari Bank Dunia, serta delegasi program pelatihan dari Osaka dan Melbourne yang terlibat dalam pengembangan kapasitas kota berkelanjutan.
Melalui diseminasi ini, diharapkan tercipta kesepahaman antar pemangku kepentingan untuk memperkuat substansi regulasi dan kebijakan agar berbagai instrumen pembiayaan kreatif ini dapat diimplementasikan secara efektif di seluruh wilayah Indonesia.

Komentar
Posting Komentar